TRIBUN-VIDEO.COM - Seorang anak bernama Hendrikus Moyo (19) membacok ibu Benedita Sil (55) hingga tewas.
Hendrikus membunuh ibunya di rumah mereka di Kampung Golo Wunis, Desa Benteng Wunis, Kecamatan Poco Ranaka Timur pada Sabtu (16/3/2019) malam.
Diduga pelaku membunuh sang ibu dengan parang. Yang mana korban dibacok hingga tewas di rumahnya.
“Benar ada kasus pembunuhan di Benteng Wunis. Kades Benteng Wunis sudah lapor ke saya. Pelaku sudah diamankan di rumah kades,” kata Camat Poco Ranaka Timur, Alex Kantar yang dihubungiPOS-KUPANG.COM di Ruteng, Minggu (17/3/2019) pagi.
Ia menjelaskan, korban yang dibunuh Hendrikus adalah ibu kandungnya.
Sedangkan pelaku adalah anak kandungnya.
Kapolres Belu, AKBP Christian Tobing melalui Kasat Reskrim, AKP Ardyan Yudo Setiantono dalam keterangan persnya di ruang Reskrim, Jumat (1/3/2019) menyampaikan kronologi kasus penikaman ini.
Menurut Ardyan, kasus penikaman tersebut bermula dari rasa ketersinggungan. Pelaku ditegur seorang saksi bernama Andre karena selama ini jarang melihat pelaku.
"Kamu kemana saja. Selama ini tidak pernah kelihatan," kata Ardyan meniru percakapan pelaku dengan saksi.
Atas pertanyaan saksi, pelaku merespon dan menjawab bahwa dia tidak kemana-mana selama ini.
"Saya dari dulu sudah ada di sini," jawab pelaku sambil memukul Andre menggunakan telapak tangan di tengkuknya Andre.
Melihat kejadian itu, pelaku ditegur oleh orangtuannya dan warga lain yang berada di sekitar itu.
Merasa tersinggung dengan teguran itu, pelaku emosi dan tersinggung mendengar teguran dari keluarganya masuk ke dalam rumah dan menuju arah dapur.
Ia kemudian membawa sebilah pisau dan langsung menikam ibunya.
Setelah menikam ibunya, pria yang berprofesi sebagai buruh bangunan ini makin brutal.
Pelaku langsung menikam lima warga lainnya secara membabi buta hingga kelima warga tersebut di rawat di RSUD Mgr. Gabriel Manek, SVD.
Melihat aksi tersebut, warga yang berada di lokasi langsung melumpuhkannya dengan cara melempar dengan kayu ke arah pelaku sehingga pelaku terjatuh. Saat itu pelaku tak berdaya sehingga langsung menghubungi polisi.
Pelaku penikaman sudah ditangkap polisi dan saat ini ditahan di Mapolres Belu.
Martina Muti Mali, korban penikaman yang masih memiliki hubungan keluarga dengan pelaku kepada wartawan mengatakan, ia tidak mengetahui masalah awalnya sehingga pelaku nekad menikamnya.
Martina hanya mencurigai aksi brutal dari pelaku itu justru mencari keluarganya sendiri. Bahkan ia nekad menikam ibu kandungnya.
Martina mengaku, ia mendapat satu kali tikaman di bagian punggungnya. Beruntung dia cepat melarikan diri.
Emiliana Sun yang berstatus sebagai adik dari ibu pelaku mengatakan, pelaku orang yang baik-baik selama ini. Dia tidak pernah membuat masalah di lingkungan tempat tinggalnya.
Emiliana tidak mengetahui persis kelakukan dari pelaku di rumahnya sendiri. Namun untuk di lingkungan masyarakat, pelaku orang yang baik-baik dan tidak pernah membuat masalah.
Seorang teman pelaku, Hendra mengatakan, pelaku sering bermain dengannya dan beberapa teman yang lain. Sebelum kejadian itu, pelaku juga tidak pernah mencertikan kalau ia memiliki masalah.
Teman pelaku malah kaget ketika hari itu, pelaku justru melakukan tindakan brutal hingga menewaskan dua orang warga, termasuk ibu kandungnya.
Sejumlah warga yang ditemui POS-KUPANG.COM, mengatakan, mereka menduga pelaku seperti ada kerasukan sehingga ia tidak lagi menyadari tindakannya secara akal sehat.
Simak video di atas. (POS-KUPANG.COM/Aris Ninu Teni Jenahas)
Artikel ini telah tayang di pos-kupang.com dengan judul Kronologi Lengkap Anak 19 Tahun Tega Bunuh Ibu Kandung di Manggarai NTT Korban Dibacok Hingga Tewas, http://kupang.tribunnews.com/2019/03/....
Hendrikus membunuh ibunya di rumah mereka di Kampung Golo Wunis, Desa Benteng Wunis, Kecamatan Poco Ranaka Timur pada Sabtu (16/3/2019) malam.
Diduga pelaku membunuh sang ibu dengan parang. Yang mana korban dibacok hingga tewas di rumahnya.
“Benar ada kasus pembunuhan di Benteng Wunis. Kades Benteng Wunis sudah lapor ke saya. Pelaku sudah diamankan di rumah kades,” kata Camat Poco Ranaka Timur, Alex Kantar yang dihubungiPOS-KUPANG.COM di Ruteng, Minggu (17/3/2019) pagi.
Ia menjelaskan, korban yang dibunuh Hendrikus adalah ibu kandungnya.
Sedangkan pelaku adalah anak kandungnya.
Kapolres Belu, AKBP Christian Tobing melalui Kasat Reskrim, AKP Ardyan Yudo Setiantono dalam keterangan persnya di ruang Reskrim, Jumat (1/3/2019) menyampaikan kronologi kasus penikaman ini.
Menurut Ardyan, kasus penikaman tersebut bermula dari rasa ketersinggungan. Pelaku ditegur seorang saksi bernama Andre karena selama ini jarang melihat pelaku.
"Kamu kemana saja. Selama ini tidak pernah kelihatan," kata Ardyan meniru percakapan pelaku dengan saksi.
Atas pertanyaan saksi, pelaku merespon dan menjawab bahwa dia tidak kemana-mana selama ini.
"Saya dari dulu sudah ada di sini," jawab pelaku sambil memukul Andre menggunakan telapak tangan di tengkuknya Andre.
Melihat kejadian itu, pelaku ditegur oleh orangtuannya dan warga lain yang berada di sekitar itu.
Merasa tersinggung dengan teguran itu, pelaku emosi dan tersinggung mendengar teguran dari keluarganya masuk ke dalam rumah dan menuju arah dapur.
Ia kemudian membawa sebilah pisau dan langsung menikam ibunya.
Setelah menikam ibunya, pria yang berprofesi sebagai buruh bangunan ini makin brutal.
Pelaku langsung menikam lima warga lainnya secara membabi buta hingga kelima warga tersebut di rawat di RSUD Mgr. Gabriel Manek, SVD.
Melihat aksi tersebut, warga yang berada di lokasi langsung melumpuhkannya dengan cara melempar dengan kayu ke arah pelaku sehingga pelaku terjatuh. Saat itu pelaku tak berdaya sehingga langsung menghubungi polisi.
Pelaku penikaman sudah ditangkap polisi dan saat ini ditahan di Mapolres Belu.
Martina Muti Mali, korban penikaman yang masih memiliki hubungan keluarga dengan pelaku kepada wartawan mengatakan, ia tidak mengetahui masalah awalnya sehingga pelaku nekad menikamnya.
Martina hanya mencurigai aksi brutal dari pelaku itu justru mencari keluarganya sendiri. Bahkan ia nekad menikam ibu kandungnya.
Martina mengaku, ia mendapat satu kali tikaman di bagian punggungnya. Beruntung dia cepat melarikan diri.
Emiliana Sun yang berstatus sebagai adik dari ibu pelaku mengatakan, pelaku orang yang baik-baik selama ini. Dia tidak pernah membuat masalah di lingkungan tempat tinggalnya.
Emiliana tidak mengetahui persis kelakukan dari pelaku di rumahnya sendiri. Namun untuk di lingkungan masyarakat, pelaku orang yang baik-baik dan tidak pernah membuat masalah.
Seorang teman pelaku, Hendra mengatakan, pelaku sering bermain dengannya dan beberapa teman yang lain. Sebelum kejadian itu, pelaku juga tidak pernah mencertikan kalau ia memiliki masalah.
Teman pelaku malah kaget ketika hari itu, pelaku justru melakukan tindakan brutal hingga menewaskan dua orang warga, termasuk ibu kandungnya.
Sejumlah warga yang ditemui POS-KUPANG.COM, mengatakan, mereka menduga pelaku seperti ada kerasukan sehingga ia tidak lagi menyadari tindakannya secara akal sehat.
Simak video di atas. (POS-KUPANG.COM/Aris Ninu Teni Jenahas)
Artikel ini telah tayang di pos-kupang.com dengan judul Kronologi Lengkap Anak 19 Tahun Tega Bunuh Ibu Kandung di Manggarai NTT Korban Dibacok Hingga Tewas, http://kupang.tribunnews.com/2019/03/....
Pria 19 Tahun Bacok Ibunya dan Tikam Lima Warga Lainnya di Manggarai NTT camera iphone 8 plus apk | |
5 Likes | 5 Dislikes |
1,793 views views | 37.4K followers |
News & Politics | Upload TimePublished on 18 Mar 2019 |
Không có nhận xét nào:
Đăng nhận xét